Antara Ponsel dan Ilmu Pelet


Niatnya sih mau ke Baduy, Banten, tempat tinggal Urang Kanekes. Tapi karena sudah kemalaman di jalan dan hujan mengamuk tak henti-henti, akhirnya keinginan kudu diurung. Lagi pula, ada cerita menarik selain soal kesohornya keturunan tentara Pangeran Pucuk Umun, penguasa ujung barat Pulau Jawa yang ditugaskan menjaga dan mengelola kawasan hutan lebat di wilayah Gunung Kendeng tersebut.
“Percuma bang, ga bakal diizinin masuk sama kuncennya karena udah malam. Lagian juga hujan. Mending ke rumah saya saja, istirahat besok baru ke sana,” kata Aji Aan Setiana, warga Bojong Manik, Lebak, Banten, memberi saran sekaligus tawaran saat berteduh di depan kios milik penduduk di Cimarga, kabupaten yang sama pada Sabtu (29/7) malam pukul 20.00.
Setelah satu setengah jam kami berteduh, lantas perjalanan dilanjut saat hujan masih megetel sedih. Satu jam kemudian, tibalah di rumah sederhana bermaterial kayu balok dan bambu milik mertua Aji. Setelah bebersih, kopi hitam dan makanan berat disuguhkan. Dari sinilah niat mengunjungi Baduy yang sudah sangat sering diekspose itu benar-benar urung.
Di malam itu, Aji yang sehari-hari mengais rezeki di Pasar Tanah Abang sebagai juru tagih hutang, mengisahkan kedigdayaan jawara Banten di bidang ilmu mistik sambil sesekali menggesekkan batang golok ke telapak tangannya. Tak luka atau berdarah sedikit pun, padahal yang diasah ke kulit bagian tajamnya.
“Pertama syarat, kedua syariat, ketiga hakikat,” kata dia sambil terus-terusan mengepulkan asap rokok Gudang Garam Filter dan menggoreskan golok di telapak tangannya.
Penjelasannya kata dia, saat ingin menuju ke suatu tempat, tentu butuh kendaraan. Itu syaratnya. Menyusul, kudu juga disetir atau dikendarai. Itu syariatnya.
“Terakhir, serahkan kepada Allah Subhanahuwwata'ala soal hasilnya. Itu hakikatnya,” jelas Aji hingga akhirnya tersebutlah nama salah satu dukun sakti di sekitar wilayah itu. Abah Kamad namanya.
Segera nama itu diketikkan ke ponsel pintar meski sinyal sering naik turun karena memang wilayah tempat tinggal Aji masih didominasi hutan milik negara. Rupanya, terkenal juga nama Abah Kamad sebagai dukun pelet di jagat maya.
Kamad, tinggal di Kampung Dukuh Dapin, Desa Cibungur, Kecamatan Leuwidamar, Lebak, Banten. Perjalanan dari rumah mertua Aji ke sana membutuhkan waktu 20 menit menunggang motor trail. Besok paginya, Minggu 30 Juli 2016, pukul 09.00 WIB, saya mohon diri untuk mendatangi rumah dukun yang disebut-sebut manjur ajiannya itu.
Setibanya di desa yang dimaksud, meski sembarangan bertanya kepada siapa saja, semua orang tahu nama Abah Kamad.
“Permisi, numpang nanya, kalo rumah Abah Kamad di mana ya?” tanya saya kepada tiga orang yang sedang kongkow di depan warung kelontong yang di sebelahnya terdapat bengkel sepeda motor. Mereka, terdiri dari satu orang pria setengah baya dan dua ibu-ibu yang mungkin usianya sudah 40 tahunan.
Mereka menjawab pertanyaan dengan senyum seolah meledek. Kalau boleh diterjemahkan sebebas-bebasnya mungkin artinya begini : “Jelas tahu dong, mau minta tolong soal cewek ya?”
Geli, lucu dan agak keki juga melihat senyum itu. Tapi tak apalah. Yang penting sampai ke rumah tujuan. Si pria setengah baya, kemudian mengantar ke rumah Kamad sambil berharap diberi selembar duit 10 ribu rupiah atau 20 ribuan.
Sama seperti kebanyakan tempat tinggal di Cibungur, kecuali yang ekonominya sedikit lebih maju, rumah panggung milik Kamad sangat sederhana. Berbahan utama kayu dan anyaman bambu disertai genteng tanah liat sebagai atapnya dengan luas tanah kira-kira 100 meter persegi. Dukun pelet berusia 70 tahun itu tinggal bersama satu istri berumur 34 tahun dan dua orang anak laki-laki berusia belum sampai 7 tahun.
Rupanya, Kamad sedang tak di rumah. Kemudian datang seorang perempuan sedikit gemuk berkulit agak gelap dengan tinggi badan kira-kira 150 centimeter yang jari manis di tangan kanannya tersemat cincin emas lumayan lebar.
Di pergelangan tangan kiri, melingkar gelang emas. Sedangkan di lehernya juga melilit kalung berbahan sama. Dua perhiasan, kira-kira selebar rantai kaleng biskuit Kong Huan yang melegenda itu. Rupanya, dia istri Kamad yang biasa dipanggil Neng oleh suaminya.
“Telepon aja bang si abahnya,” kata Neng sambil menunjuk ke kusen pintu rumah yang di situ tertulis 'Abah Kamad 0857xxxxxxx' dengan tinta spidol warna hitam.
Setelah menekan 12 digit nomor tadi, yang dituju segera menjawab. Apalagi ketika tahu yang datang dari Jakarta. Antusias sekali dia.
“Iya tunggu, Abah jalan pulang ni,” kata suara kakek di ujung telepon diiringi deru mesin motor 4 tak.
Kemudian, tak sampai 5 menit datang pria tua mengendarai sepeda motor bebek merk Yamaha Vega R warna hitam merah. Kalau dilihat dari plat nomornya, sepertinya keluaran tahun 2015. Dialah Kamad yang kesohor di jagat maya itu.
Setelah memarkirkan kendaraan di samping rumah, dia datang dengan langkah sedikit tergesa kemudian mempersilahkan masuk ke dalam rumah.
Meski tahu yang datang wartawan, Kamad tak kecewa. Dia bilang, mulai memburu ilmu pengasihan, penglaris serta pelet sejak usia belasan dari 14 orang guru yang ada di wilayah Banten. Segala macam puasa dan bertapa sudah dilakoni.
“Ya puasa Senen-Kemis, puasa mutih, puasa makan nasi, sampai puasa tujuh hari tujuh malam udah Abah lakonin,” kata dia dengan logat Sunda khas Banten.
Memulai Kiprah
Di tahun 1967, ketika Indonesia sedang mengalami peralihan zaman dari Orde Lama ke Orde Baru, Kamad memulai karirnya di bidang perdukunan. Di tahun itu pula, dia pertama kali menikahi seorang perempuan. Bayi' namanya. Usia pernikahan mereka cuma satu tahun saja.
Hingga saat ini, Kamad bilang kalau dirinya sudah 39 kali menikah. Punya 14 orang anak dari delapan ibu dan 18 cucu. Neng yang bergelang, kalung dan cincin emas berwarna mencolok tadi adalah istri terakhirnya.
“Ini terakhir. Abah tikahin Neng waktu dia umur 14 tahun. Itu anak-anak Abah. Abah ga mau nikah lagi. Sampe mati rupanya, ahahahaha,” sebut dia sambil menunjuk dua bocah kecil yang berkejaran dengan ayam di pelataran rumah.
Kamad yang bertampang tidak tampan bilang, pernikahannya yang sebanyak 39 kali itu lantaran dia punya 'jurus'. Dan poligami yang dia lakukan, bukan sekaligus.
“Ya engga 39-nya Abah kumpulin. Kadang cuma empat, kadang cuma dua, dan sekarang cuma satu. Ada yang tiap bulan Abah nikahnya. Bulan Maulud nikah, Jumadil Awal nikah lagi, Jumadil Akhir nikah lagi, bulan Rejeb nikah lagi. Tapi dicere bulan syawal semua abis Lebaran. Yang paling lama sama yang sekarang. Ada mah 20 tahun. Semuanya Abah ajak tinggal di sini, di rumah ini,” jelas dia sambil menyebutkan paling lama pernikahan bertahan tujuh tahun dan paling cepat tiga bulan.
Di tengah-tengah obrolan, datang lima orang tamu dari Jakarta Timur. Anak-anak muda berusia 20-an tak sampai 30 tahun. Bertampang orang berada mengendarai mobil Daihatsu Terios warna putih. Salah satu di antaranya, memakai jam emas di tangan kirinya. Mereka, diantar pemuda yang sengaja duduk-duduk di pingggir jalan menunggu 'orang luar' bertanya di mana rumah Kamad.
Setelah salah satu dari mereka bersalaman dengan pemuda tadi sambil menyelipkan selembar duit Rp 10 ribu, kemudian dipersilahkan masuk oleh Kamad. Tak habis hitungan menit basa-basi, maksud kedatangan diutarakan.
“Isi buku tamu dulu dek,” begitu kata Kamad kemudian satu persatu diajak masuk ke dalam kamar bilik tempat praktek. Demi jaga kerahasiaan katanya.
Kamad bilang, buku tamu wajib diisi setiap orang yang datang 'minta tolong'. Ini, masih kata dia, sengaja diwajibkan Kepala Kelurahan setempat guna mengetahui siapa dan dari mana saja mereka berasal. Kalau tamu membludak, biasanya ada anggota Hansip datang menjaga keamanan yang honornya dibayar dari kantong Abah.
Saya diizinkan melihat isinya. Tertulis di dalamnya, selain dari Pulau Jawa, orang yang datang minta jampi-jampi juga berasal dari Palembang, Sumatera Selatan, Bengkulu, Makassar, Kalimantan Barat, Lombok, serta Papua.
Mereka, ada yang datang minta penglaris, pengasih atau minta dibantu urusan jodoh. Tapi soal santet atau teluh, Kamad tidak melayani karena takut dosa katanya.
Ricy, salah satu dari lima orang anak muda tadi mengatakan, dia memang sering datang ke tempat 'orang-orang pintar'. Kalau dulu dia minta jimat untuk urusan sekolah kepada dukun di Karawang, Jawa Barat, kali ini dia datang ke Kamad wabil khusus untuk menggaet seorang gadis.
Kelimanya, mengatakan punya niat sama sambil menunjukkan bongkahan kecil sebesar kuku ibu jari batu kemenyan dibungkus kertas putih dan sebotol minyak wangi pemberian Abah.
“Kalo batu disuruh celupin ke air selama satu jam terus disuruh minum. Habis itu batunya dibuang. Kalo minyak wangi disuruh pake aja. Kata Abah, nanti dibantu dari jauh,” sebut Ricy sambil menjelaskan kalau dia tahu nama Kamad dari berita di internet.

Hikayat Tenarnya Kamad

Setelah kira-kira dua jam, Ricy dan empat orang temannya minta diri untuk segera kembali ke Jakarta. Wajah mereka sumringah sekali penuh harapan usahanya bakal berhasil. Sebelum pamit, Kamad tegas-tegas mengatakan kalau pekerjaannya cuma bisa berhasil kalau diizinkanNYA.
Sambil sesekali mengusap ujung hidung, menggaruk kepala dan belakang telinga, Kamad berkali-kali mengatakan “kalau diijabah. Kalo engga diijabah namanya kita nyare'at ini. Abah juga manusia biasa ya. Ga bisa mastikan. Kalau bisa mastikan namanya bukan orang kali, ahahaha,” sebut dia.
Setiap tamu yang datang minta tolong, tak ditentukan berapa besar tarif yang kudu dipungut. Tapi dari keterangan Ricy, dia memberi Rp 50 ribu yang dimasukkan ke dalam amplop putih. Keempat orang temannya pun melakukan hal dengan nominal sama.
Sedangkan untuk barang seperti bongkahan kecil batu kemenyan dan minyak wangi, mahar dihargai senilai Rp 250 ribu. Kamad mengatakan, benda itu dia dapat bukan dari hasil bertapa tapi membelinya di pasar.
“Makanya Abah mah, apa-apaan matok. Itu mah, Abah patokan juga itu mah berupa barangnya bukan beli syare'at itu. Itu mah beli barang,” katanya.
“Kalau engga diijabah mah tetep ajah,” lanjut dia.
Dari pendapatannya tersebut, Kamad bilang dibagi-bagi ke anak yatim, orang miskin dan disumbangkan ke Masjid. Sisanya untuk makan tiap hari, beli pulsa listrik dan telepon selular, serta beli pakaian anak, istri dan dia sendiri.
Tiap kali mengajak pasien ke bilik praktek, Kamad yang enggan menatap wajah dan mata lawan bicaranya sambil terus-terusan mengusap kelopak mata bagian bawah, mengaku tak merasakan ada sesuatu yang aneh di badan, hati dan pikirannya. Saat tidur, dia bilang baru mendapat 'alamat' berhasil atau tidaknya lewat mimpi.
Meski tergolong orang desa yang tinggal di pedalaman, Kamad sadar betul kalau peran media massa mampu mendongkrak namanya hingga tenar bukan cuma se-Banten saja. Seantero Indonesia bahkan mancanegara, namanya makin beken sebagai dukun pelet, pendongkrak larisnya dagangan atau pembuka aura.
Pada Minggu, 29 Mei 2016 lalu, Kamad kedatangan tamu seorang perempuan dari Jakarta. Sepulang dari sawah, sambil memikul pacul menuju rumah, dia sudah ditunggu tamu yang ternyata wartawati. Dia, meminta sesuatu yang entah apa lantaran tak disebutkan.
“Barangkali dia berhasil. Jadi, datangnya dia ke rumah Abah ini, katanya, saya ini bah ngasih duit mah sama Abah tidak bisa tiap bulan, tiap minggu, ga bisa. Cuma mudah-mudahan jadi Abah ini mau dikasih jalan biar Abah ini, dikarenakan Abah ini dari tahun sekian ngurusin orang terus itu kalau yakin harus makan dari nolongin orang itu mudah-mudahan mau dikasih jalan. Ya alhamdulillah,” jelas Abah.
Setelah itu, tamunya terus membludak sebagai bukti namanya sudah beken di dunia maya. Dan memang, berita yang ditulis si wartawati itu banyak dikutip media lain dengan judul hampir sama :”Dukun Pelet Yang Punya 39 Istri”. Bahkan, salah satu tamunya berasal dari Arab Saudi.
“Ga tahu dia tahu dari mana. Sempet ngebel dulu ga tahu dapet nomor dari mana,” kata Kamad yang namanya memang cuma Kamad ini.

Klenik di Mata Ilmu Pengetahuan

Ada pendapat yang mengatakan kalau alam semesta terdiri dari dua dunia yakni nyata dan tidak nyata.
Dunia nyata, adalah dunia yang dapat dilihat dan dirasakan dengan lima indera secara langsung. Sementara dunia tidak nyata, tidak dapat dilihat tapi kadang bisa dirasakan dengan panca indera tadi.
Misalnya angin. Siapa bisa melihatnya ? Tapi toh bisa dirasakan. Kentut juga begitu. Bisa dibaui tapi tak bisa dilihat atau diraba. Api, bisa dilihat namun tak bisa dipegang tapi bisa dirasa panasnya.
Di dunia nyata, semua orang tahu apa saja isinya. Sedangkan di dunia tidak nyata, kata pendapat tadi, ada makhluk yang tinggal di dalamnya seperti angin tadi.
Salah satu yang tegas-tegas mengkaji tentang ranah ini adalah, filsafat. Dalam tulisannya, dosen mata kuliah Filsafat Ilmu dan Berpikir Sistem Pasca Sarjana Universitas Negeri Jakarta, Jujun S. Suriasumantri menjelaskan, filsafat itu seperti seseorang yang berpijak di bumi sedang tengadah ke bintang-bintang. Dia ingin mengetahui hakikat dirinya dalam kesemestaan galaksi.
Pokok permasalahan yang dikaji filsafat, kata dia, mencakup tiga segi yakni, apa yang disebut benar dan apa yang disebut salah (logika), mana yang dianggap baik dan mana yang dianggap buruk (etika), serta apa yang termasuk indah dan apa yang termasuk jelek (estetika).
Ketiga teori cabang utama filsafat ini kemudian bertambah lagi yakni, pertama teori tentang hakikat keberadaan zat, tentang hakikat pikiran, serta kaitan antara zat dan pikiran yang semuanya terangkum dalam metafisika.
Metafisika sendiri, merupakan padanan kata dari bahasa Yunani yakni μετά (meta) = "setelah atau dibalik", dan φύσικα (phúsika) = "hal-hal di alam".
Ontologi, ilmu dan metafisika ini digambarkan Jujun sebagai tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafat termasuk pemikiran ilmiah. Diibaratkan dia, pikiran adalah roket yang meluncur ke bintang-bintang menembus galaksi dan awan gemawan. Maka, metafisika adalah landasan peluncurannya.
Tafsiran metafisika sendiri, digunakan terhadap gejala alam seperti hujan, angin, petir dan lain-lain yang bisa didekati dari proses kimia-fisika. Namun demikian, permasalahan justru terjadi kalau tafsirannya diterapkan pada makhluk hidup seperti manusia. Akhirnya, kaum yang menganut paham mekanistik atau metafisika, ditentang habis-habisan oleh penganut vitalistik.
Sebabnya, kaum mekanistik melihat gejala alam termasuk makhluk hidup hanya merupakan gejala kimia-fisika semata. Sementara bagi penganut vitalistik, hidup adalah sesuatu yang unik dan berbeda secara substantif dengan proses tadi. Pertentangan keduanya kata Jujun, sudah menjadi kajian para ahli sejak dulu.
Baiklah, disederhanakan saja perumpamaannya. Yang membedakan robot dengan manusia bagi kaum penganut paham monoistik (mekanistik) hanya terletak pada komponen dan struktur yang membangunnnya. Dan, sama sekali bukan terletak pada substansinya yang pada hakikatnya berbeda secara nyata. Sementara kaum dualistik (vitalistik) menginginkan keduanya ada dalam satu.
”Ilmu merupakan pengetahuan yang mencoba menafsirkan alam ini sebagaimana adanya. Kalau memang itu tujuannya maka kita tidak bisa melepaskan diri dari masalah-masalah yang ada didalamnya,” kata Jujun.
“Proses berpikir manusia menghasilkan pengetahuan tentang zat (obyek) yang ditelaahnya. Namun apakah kebenaran nya hakikat pikiran tersebut, apakah dia berbeda dengan zat yang ditelaahnya, ataukah hanya bentuk lain dari zat tersebut,” lanjut dia.

Kata Paranormal dan Kata Saya

Memang, yang namanya angkot sering jadi biang kerok kemacetan arus lalu lintas di Jakarta. Coba bayangkan, siang-siang di hari Senin, 1 Agustus 2016, selepas bedug Ashar aku buru-buru meski tak tergesa-gesa menembus jalanan dengan sepeda motor jenis trail demi tepati janji diskusi dengan seorang paranormal. Di perempatan jalan Tamini Square ke arah Pondok Gede, Jakarta Timur, arus hampir deadlock meski belum total macetnya. Sabar, cuma tinggal itu yang aku punya.
Sedikit demi sedikit aspal dilindas ban guna mencapai tujuan di Jalan Masjid Al Umar, Lubang Buaya, Pondok Gede, Jakarta Timur. Eh rupanya, setelah pom bensin yang ada di sebelah kiri jalan, beberapa angkot malah ngetem cari penumpang.
“Sialan,” umpatku dalam hati sebab dibarisanku ada Ambulance yang sirinenya teriak-teriak minta dibukakan jalan.
“Kalo gue jadi Gubernur, gua apus tuh angkot,” kataku dalam hati, sebab malas terang-terangan mengumpat kepada beberapa supir yang memasang tampang tak berdosa itu. Toh kalau diprotes pasti galakan mereka sambil kasih alasan cari makan.
Adalah Pangeran Nata Adiguna Masud Thoyib Jayakarta Adiningrat narasumberku itu. Dari kartu nama yang diberikan, tertulis statusnya sebagai Sekertaris Jenderal Yayasan Raja Nusantara. Dia juga bilang kalau dirinya merupakan praktisi supranatural atau yang lebih dikenal sebagai paranormal.
Masud menyebutkan, di dalam diri manusia ada dua kotak yang seharusnya tak boleh dipisahkan. Namanya, rasa dan rasio.
Rasio, dikembangkan manusia secara terus menerus hingga menjadi ilmu pengetahuan dan teknologi. Sementara rasa, jika diperlakukan serupa menjadi dua hal yakni religiusitas dan seni.
“Makanya saat bermain rasa, rasio tak boleh ikutan. Orang yang pakai rasio tidak bisa memasuki dunia paranormal. Dalam mencari ilmu ini, kalau dari pintu Jawa (Kejawen), ada tingkatannya. Dan semuanya tak melibatkan setan,” begitu kata Masud yang mengaku sebagai penganut aliran kepercayaan.
"Semuanya tetap Tuhan," sebut dia.
Di ranah ini, pasrah kepada Yang Maha Kuat, Sang Kausa Prima, Si Penyebab Yang Pertama atau Tuhan Yang Maha Esa, menjadi tingkatan pertama yang kudu dimasuki.
Dia pun memberikan perumpamaan begini : Si fulan adalah anak hasil perbuatan ibu-bapaknya. Kalau terus ditarik ke garis atas, maka bakal sampai di titik Adam sebagai manusia pertama yang diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Dan, siapakah Tuhan itu ? Sampai di sinilah, Masud menghimbau agar rasio jangan ikut-ikutan sebab Sang Kausa Prima tadi tak bisa dibayangkan dengan akal.
Saya jadi teringat pendapat Karen Armstrong dalam buku yang ditulis dengan judul Sejarah Tuhan. Kira-kira, dia bilang begini : "Jika manusia mampu mengkonstruksikan Tuhan dengan pikiran atau logikanya, maka DIA bukan lagi Tuhan. Dan ujung-ujungnya adalah, mewujudkan Tuhan dalam bentuk berhala sebagai hasil dari memikirkan Tuhan dengan logika."
Paranormal kata Masud, adalah insan yang diberi anugerah khusus dari Tuhan dibanding manusia biasa. Dan memang, di era modernisasi yang sudah melaju dengan kencangnya dalam perkembangan, masih banyak yang percaya bahkan yakin terhadap kemampuan paranormal.
Masud pun menyebutkan beberapa tokoh yang sering minta bantuan paranormal di dalam kiprahnya di kancah nasional bahkan internasional. Sebaiknya, tak usah disebutkan siapa-siapa saja mereka.
Cara kerja paranormal sejati menurut Masud, adalah membukakan pintu si pasien menuju kepasrahan, menyelami diri sendiri hingga akhirnya mencapai Tuhan. Dari situ, setelah pencapaian diraih, segala keinginannya kemungkinan besar dikabulkan.
Baiklah, saya coba buat perumpamaan di bagian ini. Seandainya, aku sebagai seorang anak sangat patuh pada orang tua. Hubungan emosional pun dekat. Sepertinya, segala permintaanku bakal diwujudkan ibu-bapakku. Boleh kalau perumpamaanya begini ?
Kembali ke kisah awal hikayat ini. Menurut Masud, memang banyak paranormal yang akhirnya menjadi penipu. Salah satu cirinya, dengan mengiklankan diri di media massa. Kemudian, mengaku sebagai orang sakti, bisa melakukan apa saja dan menetapkan harga (mahar) setelah rangkaian proses praktek kerjanya dilakukan. Dari sini kata dia, kode etik dalam Nawa Dharma yang berbunyi bahwa paranormal adalah insan yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi luhur dan tidak takabur, sudah dilanggar.
"Kalau sudah ngiklan dia sudah takabur. Dia tidak berbudi luhur tadi sudah gagal. Jadi kalau ada kasihkan ini kartu nama saya paranormal, anda harus dengan teliti," jelas Masud.
Lalu, bagaimana dengan kasus dukun pelet yang jadi bahasan di tulisan ini ? Masud bilang, ilmu pelet memang ada. Dan lagi-lagi, tak bisa dijamah dengan logika.
Caranya bagaimana pak ?
Ya itu tadi, selami diri sendiri dengan kepasrahan untuk mencapai Tuhan, kemudian memancarkan cahaya kasih hingga akhirnya si fulan yang disenangi kena pancaran itu. Dari situ, sah saja kalau laki-laki atau perempuan yang dituju jatuh cinta.
Kalau ini sih aku juga tahu. Sebab di agama yang kupeluk memang ada perintah itu. Perintah mendekatkan diri kepada Allah Subhana Huwwata'ala agar selamat dunia akhirat dan apa yang diinginkan dikabulkan.
Baiklah, izinkan saya membuat perumpamaan lagi.
Begini, aku punya ponsel yang berbentuk persegi empat sedikit panjang. Dengan alat itu, aku bisa berkomunikasi dengan orang lain yang berada di tempat sangat jauh, tentunya dengan menekan sejumlah digit nomor terlebih dulu.
Kok bisa ya ? Ya jelas bisa. Sebab handphone itu memancarkan sinyal yang mencapai ke satelit di luar angkasa kemudian dipancarkan lagi ke ponsel milik si anu yang hendak kuajak berkomunikasi.
Soal sinyal, jelas-jelas ada tapi gaib, tak bisa dilihat apalagi dipegang. Tapi sinyal kan bisa dinalar dengan logika dan ponsel merupakan alat hasil pengkayaan ilmu pengetahuan berupa teknologi ?
Lalu, apa hubungan antara menekan digit nomor tujuan di handphone dengan ilmu pelet ?

Komentar

  1. Assalamualaikum Salam sejahtera untuk kita semua,
    Sengaja ingin menulis sedikit kesaksian untuk berbagi, barangkali ada teman-teman yang sedang kesulitan masalah keuangan
    Awal mula saya mengamalkan Pesugihan Tanpa Tumbal karena usaha saya bangkrut dan saya menanggung hutang sebesar 800juta saya stres hampir bunuh diri tidak tau harus bagaimana agar bisa melunasi hutang saya, saya coba buka-buka internet dan saya bertemu dengan kyai sukmo joyo, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama 3 hari saya berpikir, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KYAI SUKMO JOYO kata Pak.kyai pesugihan yang cocok untuk saya adalah pesugihan penarikan uang gaib 5Milyar dengan tumbal hewan, Semua petunjuk saya ikuti dan hanya 1 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah akhirnya 5M yang saya minta benar benar ada di tangan saya semua hutang saya lunas dan sisanya buat modal usaha. sekarang rumah sudah punya dan mobil pun sudah ada. Maka dari itu, setiap kali ada teman saya yang mengeluhkan nasibnya, saya sering menyarankan untuk menghubungi kyai sukmo joyo di 0823.9998.5954 situsnya www.sukmo-joyo.blogspot.co.id agar di berikan arahan. Toh tidak langsung datang ke jawa timur, saya sendiri dulu hanya berkonsultasi jarak jauh. Alhamdulillah, hasilnya sama baik, jika ingin seperti saya coba hubungi kyai sukmo joyo pasti akan di bantu

    BalasHapus
  2. Ciyyyeeee dpt duit banyak niyeee. Ciyyyeeeee

    BalasHapus
  3. Bagaimana rawatan kamu dengan abah kamad, berhasil?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya ga minta tolong ke Abah Kamad, tapi cuma menyusuri kebenarannya. Dan .... hehehehehe

      Hapus
  4. ko treatnya ada dua gan... yg satu yg ini ada judulnya HOAX maksudnya apa gan? apa gan udah nyoba?

    BalasHapus
  5. Ayo yang lagi cari dukun sakti, dibaca dulu artikelnya sampe tuntas jangan cuma sepotong lalu ambil kesimpulan. Hehehehe

    BalasHapus
  6. Permisi mas, boleh minta nor hp nya abah kamad tidak??

    BalasHapus
  7. saya minta bantuannya minta petunjuk ke abah kamad

    BalasHapus

  8. Saya lagi ada masalah
    Ada yg bisa kasih tau alamat abah kamad

    BalasHapus
  9. Thanks for the article. Really great job on content

    BalasHapus

Posting Komentar