Pura-pura, Repot


Repot juga sebenarnya kalau harus hidup dalam kepura-puraan. Iya kalau penghasilan besar dan cukup mengongkosi apa saja keinginan yang mewah-mewah. Tapi kalau jadinya besar pasak dari pada tiang, pecah. Lebih repot lagi, kalau itu malah dianggap biasa saja. Dan pelakunya tak sadar.
Di tahun 1891, Anton Delbrueck menulis literatur soal Pathological yang kalau di-Indonesiakan menjadi Patologis. Dia bilang, bagi pelaku atau penderita penyakit ini, kebohongan yang dilakukan bakal melebar bahkan rumit untuk waktu sangat-sangat lama dan bisa jadi sepanjang hayat si pembohong. Kemudian, 14 tahun setelah Anton, Ferdinand Dupre', menegaskan kembali soal patologis. Dia menyebut dengan istilah berbeda yakni, Mythomania.
Seorang penderita Mythomania, tak punya tujuan mengelabui orang lain. Kebohongan yang dikerjakan, justru dalam rangka meyakini dirinya sendiri terhadap kenyataan yang dia ciptakan dari khayalannya. Dari sini, akhirnya tak mampu lagi membedakan antara realitas dan khayalannya.
Soal terganggu atau tidaknya orang lain atas khayalan, itu bukan perkara. Terpenting bagi pelaku, mendapat pengakuan publik atas kenyataan yang dia ciptakan. Tujuannya, kabur dari realita yang tak mau diterima apalagi kalau harus diiringi penderitaan.
Seorang penderita Mythomania, suka membesar-besarkan persoalan. Kalau ada yang bercerita soal kebaikan, dia lantas umbar omongan demi mengungguli diri sendiri. Soal kepercayaan, tak sedikit pun dihargai sebab jujur saja enggan diberi penghargaan.
Kalau merasa sakit, itu karena dibuat-buat demi mendapat perhatian. Dan kalau membuat pernyataan, sering kontradiktif dengan apa yang dikatakan sebelumnya.
Jangankan untuk urusan berat. Soal sepele saja, si Mythomaniac bisa melakukan kebohongan. Dan kalau bercerita dia tidak konsisten.
Mythomaniac juga sangat defensif kalau pernyataannya dipertanyakan. Apa saja yang dikatakan, dia yakin betul itu benar padahal kebanyakan orang menilai tidak benar.
Ketika semua sangat mudah diceritakan berdasar kebenaran yang ada, penderita penyakit ini justru lebih memilih berbohong. Dari situ, simpati diharapkan bisa didapat dan dia selalu terlihat sebagai orang baik.
Pada perkenalan pertama, orang dengan penyakit ini selalu mendapat penilaian baik. Tapi di ujung, kepercayaan yang sudah diraih hancur berantakan. Selain gara-gara indikasi sebelumnya, ditunjang pula gangguan kepribadian yang ada pada dirinya.
Namanya pembohong ya pasti pandai memanipulasi apa saja. Kalau tertangkap basah berbohong, tak pernah dia mau mengakui bahkan menganggap dirinya legenda dengan segala kebaikan.
Apa Selebritis Glamour Termasuk Mythomaniac ?
Beberapa selebritis dalam negeri, juga dikenal dengan segala kemewahan yang dia punya bahkan dipamerkan ke muka umum. Betul, soal pendapatan sekali manggung, mentas atau mengisi acara di televisi bisa ratusan juta rupiah. Itu kalau masih laris. Tapi kalau jarang-jarang dan masih bergaya glamour, apa bukan pura-pura namanya?
Bisa repot lho kalau masih diteruskan meski pendapatan tak lagi deras. Salah jalan malah kepleset seperti berita yang mengabarkan beberapa selebritis justru kecebur kubangan prostitusi.
Dalam satu kesempatan, pemerhati budaya sekaligus novelis Arswendo Atmowiloto pernah bilang. Kemewahan hidup selebritis lantaran ingin selalu tampil beda. Baik sesamanya atau masyarakat umum. Dari situ, kegiatan tak wajar bahkan membahayakan bukan tidak mungkin dimasuki. Misalnya menjual diri.
Dalam pergaulan, para selebritis memang bersaing. Apalagi soal bayaran artis ini dan artis itu, mereka saling mengetahui. Jadi, ya saling pamer soal apa yang dimiliki.
"Baik soal kendaraan yang mereka miliki, maupun yang lainnya. Bisa pamer soal kemewahan pesta pernikahan," kata Arswendo.
Melalui sambungan telepon, Arswendo menjelaskan kemewahan artis lantaran memang dimanjakan ketika laku. Misalnya saja, pergi-pulang ke tempat syuting dijemput, makanan, pakaian, serta gaya boleh pilih sendiri.
Karena dimungkinkan dan sedang ada job, apa saja bisa didapatkan. Bisa jadi, Arswendo bilang semua barang-barang bagus yang dipakai adalah pemberian.
“Coba deh kamu berkunjung ke lokasi syuting. Jangankan artisnya, kru filmnya saja semua pakai barang-barang bagus yang kadang-kadang mewah lho. Sepatunya, jam tangannya, handphone-nya, semuanya deh. Itu biasanya ada yang datang nawarin, terus dikasih,” kata dia.
Ini kalau si artis lagi laris-larisnya. Lantas, bagaimana jika sudah tak laku lagi ?
“Biasanya syndromnya begitu. Waktu masih laku hidupnya mewah begini-begitu. Setelah itu ngeri karena biayanya mahal. Dulu ada Tangkiwood (pemukiman artis tahun 1950-an). Tapi begitu redup, ya jadi repot semuanya (para artis). Mereka coba-coba tiru cara hidup artis Hollywood. Tapi akhirnya kerepotan ketika masa jaya-nya berakhir,” kata dia.
Masih kata Arswendo, sebetulnya cara hidup artis bisa sederhana saja. Seandainya tidak ada asuransi, sebaiknya menyisihkan 10 persen pendapatan ke dalam tabungan. Apalagi, kalau tidak ada asosiasi yang menaungi. Jika ada tabungan kan aman. Mereka, bisa tetap hidup meski sudah tak laku lagi di kancah hiburan.
Sosiolog Adriani Galry Adoniram Tobondo, mengamini pendapat Arswendo. Dia bilang, perilaku kemewahan yang ditonjolkan artis adalah hasil pengaruh lingkungan sekitarnya, termasuk advertising environment (lingkungan periklanan). Artinya, pasar yang membentuk artis.
Di sisi lain, artis menurut Adrian adalah produk sosial. Dari situ, dampak keglamouran yang ditampilkan hanya kepada trend.
“Bahwa artis sebagai produk sosial yang turut andil membangun trend,” kata dia kepada Tirto.id.
Kemudian, sosiolog ini memberi contoh. Ketika seorang artis memakai celana jeans merek Levis dengan balutan elegan, maka seseorang yang bukan artis melihat bahwa jeans itu mampu membantu membuatnya sama elegan dengan artis yang memakainya. Harapannya dengan menggunakan produk tersebut orang sekitar memperhatikan dirinya.
Lalu, bagaimana dengan mythomania ? Adrian menganggap, tidak semua masalah manusia itu berada di pusaran psikologis. Masalah terbesar kehidupan makhluk paling sempurna di muka bumi ini juga bukan persoalan ekonomi, tapi masalah sosial.
“Karena itu saya menganggap bahwa tidak semua itu dapat dilabelkan Mythomania jika dikaitkan dengan kehidupan artis,” jelas dia.
Kalau ada artis kurang beruntung memperoleh job atau tak diminati lingkungan periklanan, atau mungkin karena suka hidup berfoya-foya kemudian membuat dia jatuh miskin dan berpengaruh pada interaksinya sesama artis sampai dia merasa kurang nyaman lantas terpaksa pura-pura mewah, itu juga tidak dapat dikatakan seluruhnya merupakan kondisi psikologis artis.
“Kita keliru. Kondisi psikologisnya adalah artis menjadi kurang nyaman atau minder. Sementara usaha-usahanya untuk menyakinkan sesama artis atau masyarakat umum, ialah perilaku sosial artis. Artinya itu yang dapat dilihat dan dimengerti secara fisik,” jelas Adrian.
Siapa Saja yang Glamour ?
Ada beberapa nama selebritis yang justru kesohor bukan lantaran karyanya tapi lebih pada kemewahannya. Misalnya saja, Syahrini, penyanyi yang diorbitkan Anang Hermansyah yang kerap muncul dengan postingan foto tengah menikmati kemewahan.
Di setiap kemunculan, pakaiannya dari ujung rambut sampai ujung kaki selalu mewah. Tas jinjingnya pun bukan merk sembarangan apalagi tiruan seperti yang banyak dijual di pinggir jalan. Hermes merknya. Berbahan kulit buaya, tas ini dibanderol seharga 120 ribu dollar Amerika Serikat atau setara Rp 1,5 miliar.
Di salah satu foto, Syahrini nampak berada di luar negeri. Sepertinya, dia masih berada di sekitar tanah Eropa atau mungkin Amerika Serikat. Di sana, terlihat tumpukan koper di sampingnya. Mobil jemputan juga bukan yang biasa saja. Limosuine yang harga sewanya di negeri Paman Sam mulai Rp 1,8 juta hingga Rp 5,4 juta perjam.
Banyak juga postingan yang memperlihatkan Syahrini tengah menikmati kemewahan terbang dengan jet pribadi. Saat mendarat di bandar udara entah di mana itu, di body si burung besi dekat pintu keluar-masuk penumpang tertulis nama Princes Syahrini.
Pada musim mudik Lebaran tempo hari juga, Syahrini tampil heboh. Dengan alasan menghindari kemacetan arus lalu lintas di jalur Bogor menuju Sukabumi, Jawa Barat, dia lebih memilih jadi penumpang di kursi helikopter.
Di body helikopter tertulis nama Princes Syahrini yang di bawahnya juga tertera nama Helicity. Lagi-lagi, publik di jagat dunia maya pun heboh
Pada satu kesempatan, 'si princes' juga pernah memamerkan tunggangan mewah berupa mobil supercar merk McLaren MP4-12C berwarna jingga. Kabarnya, mobil buatan Inggris ini merupakan penerus kejayaan McLaren F1 yang kekuatan mesinnya 592 tenaga kuda dan mampu melaju secepat 330 kilometer perjam. Di tahun 2012 saja, mobil super ini dibanderol seharga Rp 2,88 miliar.
'Princes' juga punya Lamborghini Aventador LP 700-4 bernomor Polisi B 1 SYR berwarna emas. Kalau beli baru harganya Rp. 8 miliar 800 juta. Sedangkan harga bekas Rp 7 miliar 750 juta.
Pada 2012, Syahrini dikabarkan mendapat bayaran senilai Rp 70 juta sekali mentas. Angka tersebut, kemudian meroket hingga Rp 250 juta sekali nongol di tahun 2015. Itu di era dia masih laris dan sering nongol di tiap acara baik on air maupun off air. Sekarang, dia sesekali saja nongol membintangi iklan mie instan.
Banyak sih rumor yang mengabarkan berita miring soal sumber dana Syahrini guna mengongkosi gaya hidupnya. Tapi, ah, itu bukan ranah saya untuk membahasnya.
Masih ingat perkawinan mewah artis yang ditayangkan salah stasiun televisi swasta selama berjam-jam ? Betul, itu perkawinan Raffi Ahmad dengan Nagita Slavina. Kabarnya ongkos resepsi semewah itu sebesar Rp 10 miliar. 
Mau tau berapa besar bayaran Raffi ? Dalam satu acara bincang-bincang, Raffi mengaku honornya sekali tampil Rp 50 juta. Pada Februari 2016 , dia punya empat acara di empat stasiun televisi berbeda. Jika ditotalkan, dia meraup Rp 200 juta sehari atau Rp 6 miliar sebulan.
Dengan penghasilan sebesar itu setelah dipotong pajak penghasilan sebanyak 30 persen, apa saja yang sudah dimilikinya ?
Raffi punya rumah mewah di beberapa titik lokasi di Jakarta. Salah satunya di kawasan elit Green Andara Residence, Pondok Labu, Jakarta Selatan. Di situ, berdiri megah kediaman tiga lantai di atas tanah seluas seribu meter persegi. Di Lebak Bulus sebelah selatan ibu kota juga ada. Meski lebih kecil, itu termasuk rumah mewah. Selain itu, dia punya juga apartemen mewah di kawasan SCBD, Jakarta yang nilainya miliaran rupiah.
Bukan cuma di SCBD, apartemen milik Raffi juga ada di One Casablanca, 10 unit di One Azzure, Serpong, Tanggerang Selatan, Bali, Kepulauan Seribu, juga satu unit di kawasan Permata Hijau.
Sementara soal tunggangan, Raffi juga punya Lamborghini, Toyota Alphard, Fortuner, Camaro Bumblebee, serta Hummer H3.
Ada lagi nih, selebritis yang memang benar-benar dikenal sering tampil dengan kemewahan di media massa. Roro Fitria namanya yang mulai melambung namanya pada 2010 lalu.
Perempuan kelahiran Yogyakarta 29 Desember 1989 ini, sempat berperan sebagai Mpok Ati di sinetron Islam KTP. Bukan cuma itu, Roro juga diketahui berkarir sebagai model di majalah dewasa seperti Popular, Majalah Gress dan FHM.
Dalam satu kesempatan, Roro mengaku kalau sekali manggung, ratusan juta rupiah masuk ke kocek pribadinya. Lalu, apa saja yang kini dia sudah punya ?
Kepada awak media, Roro pernah mengaku kalau simpanan duitnya di bank mencapai Rp 20 miliar. Tak kurang dan tak lebih. Sementara istananya di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan, yang seluas 600 meter persegi bernilai Rp 12 miliar.
Di garasi, terparkir Porche Boxter merah seharga Rp 2 miliar, Lamborghini Aventador senilai Rp 13,5 miliar serta BMW 538 E Luxury seharga Rp 1 miliar. Setiap hari, saat beraktifitas Roro selalu diantar supir menggunakan sedan mewah merk terakhir.
Kenapa sih Roro enggan memakai mobil biasa saja atau yang seharga Rp 500 jutaan ? Dia bilang, kendaraan itu karya seni. Terutama saat menginjak pedal gas mobil mewah atau sport. Beda rasanya dengan mobil biasa.
“Dari situlah aku merasa ini itu seni, waktu kita manuver atau ngegas dan ngerem pakai mobil mewah,” kata dia.
Ongkos Perawatan
Namanya selebritis, ya wajib juga tampil menawan. Kira-kira, kalau dideskripsikan seperti mindset kebanyakan orang, menawan berarti kulit mulus, muka cerah, rambut indah, wangi dan lain sebagainya.
Begitu juga soal tunggangan sehar-hari maupun mobil koleksi. Lantaran termasuk kendaraan mewah, perawatannya juga kudu mewah.
Berapa banyak sih kocek yang kudu dirogoh demi merawat penampilan ?
Dalam sebulan, Roro mengaku harus menyediakan dana sebesar Rp 1 miliar. “Untuk dana tak terduga,” katanya.
Perinciannya, Rp 500 juta untuk pergi ke salon. Maklum saja, sebagai perempuan glamour dia merasa harus peka merawat tubuhnya.
“500 juta per bulan. Kan ada vitamin dan lainnya. Aku belum nikah dan belum punya anak, jadi fokus buat aku sendiri. Buat perawatan kecantikan dan mobil juga,” jelasnya.
Lalu, bagaimana dengan selebritis lain dalam merawat kecantikannya ? Di umur yang terbilang muda, Nikita Willy terbilang rajin datang ke klinik kecantikan. Setiap bulan, sosok yang mendapat julukan ratu sinetron ini rela merogoh kantong sebesar Rp 50 juta cuma untuk masker dan blow rambut, menukur, serta pedikur.
Nah, ini nih. Setelah sukses sebagai Diva Indonesia, Krisdayanti tentu juga turut mendulang rupiah dalam jumlah besar. Mantan istri Anang Hermansyah ini, rela keluar duit sebanyak 12 ribu euro atau setara Rp 185 juta cuma untuk disuntik agar lebih menyala kulitnya. Dalam sebulan, KD bisa 10 kali datang ke salon. Ongkosnya, bisa mencapai Rp 50 juta lebih.
“Kalau investasi kesehatan kan mahal semua. Memang untuk kesehatan itu dijaga banget. Saya pecinta olahraga kok,” kata KD dalam satu kesempatan.
Sementara itu, Tukul Arwana, personil Srimulat yang melambung lewat acara Empat Mata besutan Trans 7 dan kemudian kudu berganti nama jadi Bukan Empat Mata lantaran dianggap melanggar etika penyiaran oleh Komisi Penyiaran Indonesia (KPI), menganggap kalau glamournya para selebritis merupakan hal wajar.
“Artis harus penampilan, harus punya image sendiri, punya gaya sendiri. Tapi kan yang penting dia tidak merugikan orang lain,” kata dia.
Dalam satu obrolan dengan di kediamannya di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Tukul bilang kalau dirinya tak pernah mengurusi harta benda. Dia mengaku tak pernah kaget dengan kemapanan. Tapi soal liburan, dia menyukai negara-negara seperti Jepang,
“Kemarin istri saya habis dari Jepang, anak saya habis dari Perancis, Inggris dan pernah ke Australia, Singapura, ya biarin ajalah,” kata dia.
Asal tahu saja, di rumahnya yang luas lahannya kira-kira 1.000 meter persegi, ada 20 rumah yang disewakan serta satu induk rumah yang Tukul tempati bersama enam orang temannya. Tiap pintu rumah tersebut, kena kutip sebesar Rp 1,5 juta sampai Rp 2 juta sebagai biaya sewa. Kalau ditaksir, nilai lahan seluas itu harganya mencapai Rp 20,4 juta tiap meter perseginya.
Selain beberapa unit mobil, Tukul juga punya satu unit Harley Davidson Softail Deluxe seharga 17.495 dollar Amerika Serikat.
Honor Tukul sekali nongol di program besutan Trans 7 tersebut pada tahun 2012, dikabarkan mencapai Rp 50 juta per episode. Sedangkan di tahun 2013, meningkat jadi Rp 60 juta tiap edisi.
Tayangan ini, hadir seminggu lima kali mulai Senin hingga Jumat. Jadi bisa dipastikan, Rp 60 juta dikalikan lima, berarti sudah Rp 300 juta dan dalam sebulan Tukul meraup pendapatan Rp 1,2 miliar. Sedangkan setahun Rp 14,4 miliar.
Meski dengan jumlah pendapatan sebesar itu, Tukul enggan kalau hidupnya dibilang bergelimang kemewahan. Dia mengaku tak tahu ukuran kemewahan seperti apa.
“Alhamdulillah anak istri seneng semua. Apa yang diinginkan kesampaian semua. Temen-temen ya alhamdulillah bisa menikmati kebahagiaan saya juga. Saya belum tahu ukurannya (kemewahan) sampai di mana. Saya biasa-biasa saja, ga ada kaget melihat orang,” jelas dia.
Beli Kontan atau Sewa ?
Gara-gara seolah jadi tuntutan untuk tampil glamour, banyak pula selebritis yang memaksakan penampilan di luar batas kemampuannya. Sebut saja Saipul Jamil yang kini tengah menghadapi sangkutan hukum gara-gara dituduh mencabuli laki-laki lain. Mobil Mercy Benz e Class bernomor Polisi B 5 PUL miliknya, sudah ditarik pihak leasing lantaran nunggak bayar cicilan.
Kenal Charlie Van Houten, mantan vokalis ST 12 yang kini bernyanyi di orkes Setia Band ? Ya, nasibnya kurang lebih sama. Mobil mewah Cheverolet Camaro Bumblebee seharga Rp 5 miliar miliknya ditarik leasing gara-gara telat penuhi kewajiban bulanan.
Pada satu sore, Tirto.Id beberapa perusahaan yang menawarkan jasa sewa mobil mewah didatangi. Dari keterangan yang didapat, semua sepakat mengatakan kalau para pelanggan yang datang menyewa hanya untuk kepentingan gaya hidup.
Queen Rental di kawasan Ciputat, Tanggerang Selatan, Banten, misalnya. Di penyewaan mobil yang sudah beroperasi sejak tiga tahun lalu ini, disediakan berbagai jenis mobil mewah mulai Toyota Alphard, CRV, Camry, Vellfire, serta Mercedes Benz. Soal tarif, Dimas Wibowo selaku pemilik Queen Rental mengatakan, harga mulai Rp 1 juta persepuluh jam.
“Kalau yang satu harian dua jutaan,” kata dia.
Dimas kemudian merinci kalau pelanggan datang dan memilih Toyota Alphard, harga sewa mulai Rp 1,8 juta hingga Rp 2,2 juta untuk 12 jam. Sedangkan Camry Rp 1,3 hingga Rp 1,7 per 24 jam. Mercedes Benz dikenai tarif mulai Rp 1,8 juta sampai Rp 2,4 juta.
Soal pelanggan yang datang, dia bilang berasal dari berbagai kalangan. Mulai anggota komunitas motor besar, pejabat negara, serta selebritis.
“Oh ada, mama saya kan di Watimpres (Dewan Pertimbangan Presiden),” sebutnya.
Sheila on 7 pun kata dia menjadi pelanggan tetapnya. Ketika band ini datang ke Jakarta untuk manggung, soal transportasi dipercayakan kepada Queen Rental. Tapi sayang, Dimas enggan merinci siapa-siapa lagi selebritis yang paling sering datang jadi konsumennya
“Yang paling sering ini,” sebut Dimas sambil menunjuk banner promosi yang di dalamnya terpampang foto personil Sheila on 7.
“Saya kenal beberapa artis. Saking temenannya, Peppy juga temen motor saya, kalau saya bilang ngerental di sini saya ga enak, itu privacy mereka. Kalau pejabat ada beberapa. Sorry itu privacy mereka,” jelas dia.
Setiap hari, mobil-mobil mewah yang terparkir di basement apartemen itu kata Dimas, tak pernah menganggur. Ada saja orang yang datang menyewanya. Dia bilang, kalau dipresentasikan antara jumlah pelanggan yang datang untuk kebutuhan penting dan gaya hidup, lebih banyak yang menyewa untuk kepentingan life style.
“Macam-macam, ada yang cuma beberapa jam, ada juga yang sampai empat hari,” ujarnya.
Bisnis penyewaan mobil memang melonjak tajam ketika musim libur. Di musim Lebaran kemarin saja, Dimas bilang sampai mobil pribadinya harus direlakan dipakai pesohor mudik ke kampung halaman.
Ketika Syahrini mudik dengan menumpang helikopter, banyak yang mengira kalau kendaraan tersebut milik pribadinya. Sebabnya, di body helikopter tertulis nama Princes Syahrini. Tapi di bawahnya, ada juga tulisan Helicity.
Bisa dipastikan kalau itu adalah helikopter sewaan. Sebab jauh hari sebelum musim mudik Lebaran, PT Whitesky Aviation sudah gembar-gembor bakal menyediakan layanan antar jemput siapa saja yang punya duit.
Ketua Maskapai Penerbangan Tidak Berjadwal, Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia, Denon Prawiratmadja mengatakan, sebelumnya, tarif sewa Helicity dipatok sebesar Rp 35 juta perjam. Namun, biaya tersebut dirasa kelewat mahal hingga perlu dipangkas.
Pada musim mudik lalu, Whitesky mengumbar promo dengan menawarkan ongkos terbang sebesar Rp 16.500.000 sekali terbang jurusan Jakarta-Bandung. Di hari-hari biasa, tarif yang dikenakan setelah dipangkas sebanyak Rp 26.400.000 tidak termasuk pajak.
Selanjutnya, ongkos sewa jet pribadi. Kalau mau pakai jasa penerbangan dengan jet klasifikasi kecil guna menempuh penerbangan jarak dekat, PT Java Jet Asia menawarkan ongkos terbang menggunakan jet tipe Hawker dikenakan tarif 3.582 dolar AS perjam. Sedangkan untuk penerbangan dengan jarak menengah pakai Gulfstream IV, biayanya 5.884 dolar AS perjam.
Kelompok jet pribadi untuk penerbangan jarak jauh, adalah yang terbaik. Pelayanannya pun paling baik pula. Dengan jet Falcon 50, biayanya 9.650 dolar AS. Sedangkan yang paling murah memakai Global Express/ XRS dengan ongkos 8.045 dolar AS. Ini semua, tarif untuk sewa perjam.
PT Kereta Api Indonesia juga menawarkan layanan mewah dengan Kereta Wisata Toraja, Kereta Wisata Bali serta Kereta Wisata Nusantara yang kesemuanya dimulai dengan harga Rp 15 juta. Sedangkan untuk penyewaan kapal pesiar pribadi, Salila Indonesia menawarkan layanan mewah mulai harga 10 ribu dollar AS.
Baiklah kalau kemewahan itu dianggap sebagai hal wajar. Tapi sepertinya, perlu juga dicermati juga kisah tentang Tangkiwood yang pada masa jaya penghuninya juga hidup glamour dan setelah redup malah kerepotan mengongkosi gaya hidup.

Komentar