Iblis Cantik Itu Dikasih Nama Flakka

Gile, meski pemerintah melalui Badan Narkotika Nasional (BNN) sudah menyatakan kalau Indonesia darurat narkoba, pasokan bandar dari luar negeri sanggup mengalahkan suplay garam yang sampai hari ini dinyatakan langka. Berita soal madat jenis baru sudah ramai. Yang dikhawatirkan, kabar penangkapan justru jadi ajang promosi.
Iwan Fals dalam lagu berjudul Sketsa Setan Bisu sudah mempertanyakan soal itu. Dia bilang, "Operasi narkoba apakah benar-benar bisa menyelesaikan persoalan. Atau bahkan bukan malah menjadi ajang promosi?"
Flaka, itu narkoba jenis baru yang kabarnya bisa bikin pemakainya kesurupan lantas bertindak bak zombie. Hii, serem.
Seperti dinformasikan Tirto.id (117/10/2016), di Amerika Serikat, Flaka dibanderol seharga 6 dollar AS atau setara Rp. 78 ribu. Cukup murah untuk belanja narkoba. Padahal harga Shabu saja di Indonesia menurut catatan Jpnn.com (30/11/2015) sudah melejit dari Rp 100 ribu per gram, jadi Rp 600 ribu. Sebabnya, gara-gara marak pemberantasan narkoba hingga pasokan tersendat.
Kandungan Flaka sendiri seperti dijelaskan dalam uraian Tirto.id tadi, hampir sama dengan narkoba lainnya. Cuma, dosisnya jauh lebih tinggi. Dr Benny Ardjil Sp.Kj bilang, senyawa aktif kimia yang disebut alpha-PVP adalah zat utama pembentuk narkoba tersebut.
Ini, kata Benny, merupakan stimulan yang merangsang naiknya hormon dopamin. Sehingga, efek seperti kokain. Hanya saja karena dosisnya kadung tinggi, pemakai hilang sadarnya dan sangat agresif persis penderita gangguan jiwa.
Meski di jejaring sosial Youtube sudah ramai soal lahirnya Flaka yang menurut Benny mulai diproduksi tahun 2012 sebagai obat sintesis, dan kemudian dilarang penggunaannya lantaran dokter kerepotan menentukan dosis tepat, tahun 2016, kehadiran Flaka di Indonesia belum terendus. Baru beberapa tempo belakangan saja dikabarkan sudah masuk ke tanah air.
Kepala BNN Budi Waseso, sempat ketipu. Seperti dikabarkan Tempo.co (22/7/2017), dia sempat mengira hasil tangkapan sebanyak 250 ton dari Cina adalah Shabu. Tapi setelah dicek, ternyata sebagian besar berisi Flaka. Duh denok.
Lantaran belum ada dasar hukum yang mengaturnya, Budi akhirnya menggandeng Kementerian Kesehatan guna persiapkan langkah hukum bagi pengguna apalagi pengedarnya. Akhirnya, dipakailah Peraturan Menteri Kesehatan no 2 tahun 2017 yang menyebut Flaka sebagai kimia alfa PVP.
Asal Mula Flaka
Jim Hall, Ahli Epidemiologi Penyalahgunaan Narkoba Nova Southeastern University in Fort Lauderdale, Florida, Amerika Serikat, seperti dilansir winnetnews.com (29/5/2017) mengatakan, nama Flakka berasal dari bahasa slank Spanyol untuk wanita langsing yang cantik. "La Flaca," begitu kata anak-anak muda di sana. Di dalamnya, terkandung zat kimia yang merupakan saudara dekat bahan utama dalam garam kasar.
Lantaran waktu itu belum jelas soal aturan benda ini, pedagang Flaka di Amerika Serikat melabeli kemasan dengan tulisan "tidak untuk dikonsumsi manusia?" Lalu, makhluk apa dan dengan kondisi apa yang harusnya mengkonsumsi si gadis cantik tersebut? Entahlah, tak ada yang menjelaskan secara detail.
Masih bedasar lansiran winnetnews.com (29/5/2017), Jim menduga sebagian besar Flaka yang beredar di dunia, berasal dari Cina. Diobral via internet atau tempat lainnya, barang ini awalnya dibanderol seharga 3 hingga 5 dollar AS dan bertujuan sebagai pengganti kokain. Lagi-lagi, anak muda yang jadi sasaran empuk.
Betul, menurut informasi yang beredar, Flaka pertama kali ditemui di Amerika Serikat. Kupastuntas.co (29/5/2017) menyebutkan kalau kasus pertama ditemukan di Florida Selatan, Amerika Serikat. Seorang pria tunawisma, ditangkap Polisi lantaran merusak pintu penahan badai. Dia yang tak disebutkan namanya, mengaku tak sadar melakukan tindakan itu. Belakangan baru terungkap kalau sang laki kena efek Flaka.
Kepolisian Florida, Amerika Serikat, seperti dilansir koran-jakarta.com (21/9/2016) mengatakan, pengguna Flaka jumlahnya naik drastis. Pada 2013 dilaporkan ada 38 pemakai, kemudian di 2014 naik jadi 228. Sedikit saja dosis pemakaian seperti dihirup atau suntik, hasilnya ekstrem berupa lonjakan adrenalisn dan suhu tubuh naik sangat tinggi. Ujungnya, berubah jadi zombie.
Siapa Promotornya ?
Baiklah, tak ada alasan untuk tidak mendukung upaya BNN membabat habis narkoba jenis apapun. Sebab bukan apa-apa, kalangan selebritis yang sering disorot kamera kemudian mempengaruhi perilaku penggemarnya, sudah banyak yang ditangkap gara-gara kesandung di kasus ini.
Sinarharapan.net (5/52017) mengabarkan, meski tidak secara terang-terangan, Kepala BNN Budi Waseso sudah mengarahkan telunjuknya ke kalangan selebritis soal narkoba. Dia bilang, bukan cuma jadi pemakai, tapi juga diduga terlibat dalam jaringan narkoba internasional.
Asal tahu saja, menurut data yang disuguhkan bnn.go.id (23/6/213), sebanyak 117 pengedar ditangkap dengan barang bukti berupa sabu 49.571,3 gram, heroin 0,4 gram, ekstasi 18.146 butir, ganja 385,5 gram, prekursor narkotika 71,6 gram & 85 butir.
Selanjutnya, kompas.com (22/12/2016) menyebutkan, tahun 2015 ada 638 kasus narkotika, kemudian meningkat tajam jadi tahun 807 kasus pada 2016. Sebanyak 1.238 tersangka ditangkap. 1.217 di antaranya WNI dan 21 tersangka lainnya warga negara asing. Dugaan cuci duit hasil jual narkoba juga tidak main-main. BNN mengungkap 21 kasus dengan 30 orang tersangka dan aset senilai Rp 261.863.413.345.

Komentar

  1. Saya lebih menikmati tulisan2 di sini ketimbang liat profil Bobby Junaidi di situs "jualan" itu.

    Bolehlah saya ijin jd reader setia di blog ini 😊

    Semangat utk terus berkarya.
    Tabik.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Arista, tengkyu berat. Jadi ge er kite. Dengan senang hati teramat diizinkan. Maklum, di situs 'jualan' itu dalam rangka cari ongkos keluyuran. Hehehe

      Hapus

Posting Komentar